Ajeng Yulianti
Fatekah Lina
A. Kaca Silika Lebur
Kaca silika lebur, (fused
silica glass) atau silika vitreo (vitreous
silica) dapat dibuat dengan melebur silica murni, tetapi produk ini
biasanya penuh gelombang dan sulit dihasilkan dlam bentuk transparan. Kaca ini
dibuat ole Corning
dengan proses pirolisis silikon tetrafluorida pada fase uap dan suhu tinggi.
Proses ini sangat mudah dikontrol dan dapat menghasilkan SiO2 yang
murni dari segi kimia. Silica mentah yang dihasilkan biasanya berbentuk plat
atau boule. Kaca silika mempunyai
beberapa sifat penting dan mempunyai daya absorpsi ultrasonik paling rendah
dari semua bahan. Oleh karena itu ekspansi termalnya rendah. Kaca ini digunakan
sebagai cermin teleskop.
B.
Kaca Silika Tinggi
Produk ini dikenal sebagai Vycor.
Sifat-sifat dan komposisinya mendekati silica lebur. Barang-barang dari kaca
ini mengandung kira-kira 96% silica dan 3% boron oksida sedang sisanya adalah
alumina dan alkali. Pada tahap awal proses, yaitu pada waktu pencairan dan
pencetakan kaca, digunakan kaca borosilikat dengan komposisi 75% silica.
Sesudah didinginkan, barang diberi perlakuan panas dan penyangaian sehingga
kaca memisah menjadi dua fase fisika. Salah satu fase mengandung oksida boron
dan alkali yang sangat mudah larut di dalam asam panas, sedang fase yang satu
lagi mengandung kadar silica tinggi sehingga tidak larut di dalam larutan.
Barang kaca dicelupkan ke dalam penangas asam klorida 10% (98ºC) selama
beberapa waktu yang cukup lama menguras keluar keseluruhan fase yang dapat larut.
Barang tersebut lalu dicuci sampai bersih sehingga semua runutan fase larut,
serta ketidakmurnian dapat disingkirkan, dan kemudian diberikan perlakuan panas
untuk mendehidrasi barang dan mengkonversi struktur selnya menjadi kaca vitreo
tak berpori. Dalam proses ini, barang kaca mengalami penciutan dalam imensi
linearnya, sampai sebanyak 14% dari ukuran semula. Cara pembuatan kaca seperti
ini dapat menghasilkan produk yang dapat dipanaskan sampai merah dan kemudian
dicelupkan ke dalam air es tanpa mengalami kerusakan. Kaca ini memiliki
ketahanan kimia yang tinggi dan sangat stabil terhadap semua asam kecuali HCl.
Penciutan juga lebih merata dan proporsional
ke segala arah sehingga bentuk aslinya masih tetap.
C.
Kaca Berwarna dan Bersalut
Digunakan untuk dekorasi. Kaca
berwarna ada tiga macam:
1.
Warnanya
dihasilkan dari absorpsi cahaya frekuensi tertentu oleh bahan kimia yang
terlarut dalam kaca. Bahan pewarna dalam kelompok ini adalah oksida unsure
transisi, terutama dari golgongan pertama Tc, V, Ca, Mn, Fe, Co, Ni dan Cu.
Kelompok ini dapat dibagi lagi menjadi subkelompok yang warnanya dihasilkan
oleh lingkungan struktur kimia dan subkelompok yang warnanya dihasilkan oleh
perbedaan keadaan oksidasi. Contoh subkelompok yang pertama adalah NiO yang
dilarutkan di dalam natrium-timbal dan memberikan warna coklat, tetapi
menghasilkan heliotrope di dalam kaca potas. Dalam subkelompok kedua, krom
oksida memberikan warna yang berkisar dari hijau sampai jingga, tergantung pada
perbandingan oksida basa Cr2O3 dan oksida asam dan
komposisi kaca itu.
2. Warnanya dihasilkan oleh partikel koloid yang
mengendap di dalam kaca yang sebelumnya tanpa warna, melalui perlakuan panas. Conoh
klasik dari jenis ini adalah pengendapan emas koloid untuk menghasilkan kaca
emas-rubi.
3. Warnanya
dihasilkan oleh partikel mikroskopik atau partikel yang lebih besar yang
mungkin sudah berwarna sendiri, seperti merah selenium, (SeO2) yang
digunakan di dalam lampu lalu lintas, bola lentera, dsb, atau partikel ini
tidak berwarna dan menghasilkan kaca opalesen.
Kaca bersalut
(coated) dibuat dengan mengendapkan film logam yang
transparan di atas permukaan kaca bening atau kaca berwarna. Film ini dirancang
untuk memberikan karakteristik transmisi atau refleksi khusus, yang sangat
penting bagi para arsitek.
Kaca Opal atau transluen adalah bening pada waktu dicairkan, tetapi menjadi
opalesen pada waktu kaca itu dikerjakan untuk memberi bentuk. Hal ini
disebabkan karena adanya pemisahan dan pembentukan partikel kecil yang jenis,
ukuran, dan densitasnya berbeda-beda, yang menyebabkan cahaya yang melewatinya
terdipersi.
Kaca opal kadang-kadang dibuat dengan menumbuhkan
Kristal bukan logam dari partikel perak yang bertindak sebagai inti yang
dikembangkan dari kaca bening yang mengandung perak. Kaca ini sering digunakan
untuk memberi efek arsitektur misalnya untuk kisi jendela, untuk transmisi
panjang gelombang tertentu, dan untuk barang pecah-belah.
D.
Kaca Keselamatan
Kaca keselamatan (safety
glass) dapat dikelompokan menjadi dua golongan umum, yaitu:
1. Kaca
keselamatan laminasi
2. Kaca
dengan perkuatan panas (atau temper) atau kaca keselamatan pengerasan kulit
(case hardened)
Kaca keselamatan
Laminasi (Laminated safety glass) adalah jenis yang
paling banyak dipakai diseluruh Amerika Serikat, dan terdiri dari dua lapisan
kaca tipis, yang masing-masingnya setebal 3 mm, yang diantara kedua lapisan itu
terdapat lapisan plastic yang liat. Kaca dan plastik ini mula-mula dicuci, kaca
lalu dilapisi adhesive (bila hal ini diperlukan untuk plastik). Lembaran kaca
dan plstik itu ditempatkan satu sama lain dengan tekanan dan panas menengah
untuk merapatkan tepi-tepinya. Kaca kemudian dipanasi sampai suhu dan tekanan
hidarulik menengah didalam autoklaf agar keseluruhan lapisan itu melekat dengan
erat, dan sesudah itu tepi-tepinya dirapatkan dengan senyawa tahan air.
Kaca yang digunakan untuk membuat kaca keselamatan
laminasi mempunyai sifat-sifat fisika seperti kaca biasa, sehingga seluruh
sifat keselamtannya berasal dari kemampuan plastik tengah itu untuk tetap
memegang pecahan-pecahannya apabila kaca itu pecah karena kecelakaan. Plastik
yang pertama digunakan secara komersial adalah selulosa nitrat, yang kemudian
diganti oleh selulosa asetat. Hampir semua kaca keselamatan laminasi
menggunakan resin polivinil butiran. Plastik vinil lebih elastis dari selulosa
asetat karena dapat menjulur akibat tegangan kecil sampai batas elastisnya, dan
juga diperlukan tegangan jauh lebih tinggi untuk dapat memecahkannya. Kaca ini
tetap bening dan tahan warna pada kondisi pemakaian, tidak terpengaruh oleh sinar
matahari, dan tidak memerlukan adhesive atau senyawa tahan air dalam
pembuatannya.
Kaca temper
(tempered glass) atau kaca perkuatan (strengthened glass) sangat kuat dan tahan.kaca ini
digunakan untuk pintu dan jendela mobil, serta untuk pipa. Pembuatannya
meliputi penyangaian dengan suhu terkendali sehingga tegangan-tegangan yang
tidak sama yang terdapat di dalam kaca digantikan oleh tegangan rendah,
seragam, dan terkendali. Kaca ini sangat kuat terhadap kompresi dan sangat
lemah terhadap tarikan. Perlakuan temper
fisika (physical temporing) merupakan perkembangan dari pengkajian mengenai
penyangaian dan tidak terlalu hebat seperti proses pendinginan kejut (quenching) yang sudah digunakan untuk
membuat tetesan Pangeran Rupert (Prince Rupert drop).
Bejana kaca yang sudah dibentuk atau lembaran yang mau diperkuat dengan
perlakuan temper atau peyangaian dipanaskan terlebih dahulu sampai suhu
tertentu, misalnya 425°C, yaitu sedikit di bawah titik perlunakannya dan
kemudian didinginkejutkan di dalam udara, garam cair atau minyak. Selama
perlakuan temper, terjadi efek pelapisan, yaitu dimana keadaan di kulit luar
kaca mendingin terlalu cepat dan menjadi keras sedangkan bagian dalamnya
mendingin terlalu rapat dan mengkerut setelah bagian luar menjadi kaku. Jadi,
bagian dalam menarik permukaan luar, dan bagian luar mengalami kompresi sedang
bagian dalam mengalami tegangan untuk mengkompensasi sehingga menghasilkan
kekuatan tiga kali lebih besar. Chemcor adalah
kaca yang diperkuat secara kimia yang
mungkin tiga sampai lima
kali kekuatan produk yang mengalami perlakuan temper fisika. Kaca temper dapat dibengkokkan dan
dipuntir. Kaca temper tidak mudah pecah seperti kaca biasa. Kaca ini juga tiga
kali lebih kuat daripada kaca barang pecah-belah biasa.
E.
Fotofrom
Kaca fotoform adalah kaca peka cahaya (photosensitive) yang pada pokoknya
adalah natrium silikat yang dimodifikasi dengan natrium oksida dan aluminium
oksida serta mengandung senyawa serium dan perak sebagai komposisi peka cahaya.
Di bawah sinar ultra violet, terbentuk inti oleh perak yang dipekakan dengan
serium sehingga setelah dikembangkan dengan perlakuan panas 600°C akan terlihat
bayangan litium metasilikat disekelilingnya. Litium metasilikat yang larut
dalam asam itu kemudian dibersihkan dengan asam fluorida10%. Jika penyinaran
itu dilakukan melalui negative , hasilnya adalah reproduksi yang sangat teliti
dan rinci di atas kaca. Dengan cara ini dapat dibuat, misalnya, papan rangkaian
listrik yang sangat teliti di atas lembaran kaca. Proses ini di sebut pengolahan mesin kimia (chemical machining).
F.
Kaca Silikat Fotokrom
Merupakan pelengkap kaca fotoform. Kaca ini mempunyai
sifat yang luar biasa, antara lain:
§ Menjadi gelap optik (optikal darkening) untuk
sinar mulai ultraviolet sampai spectrum tampak.
§ Pemudaran optik
(optical bleaching) atau memudar di dalam
gelap
§ Pemudaran termal
(thermal bleaching) pada suhu tinggi.
Sifat-sifat fotokromik ini benar-benar
dapat balik (reversible) dan tidak mengalami lelah (fatigue).
Penjelasan ilmiah mengenai mengenai proses fotokromik ini ialah bahwa kaca itu dibuat mengandung
partikel perak halide submikroskopik yang reaksinya berbeda dari siverhalida
biasa bila 1015 per sentimeter kubik, dan terpasang di dalam kaca
yang tegar, kedap, dan tidak reaktif, sehingga pusat-pusat warna fotolistik itu
tidak dapat terdifusi ke luar dan tambah menjadi partikel perak yang lebih
besar dan stabil atau bereaksi secara kimia dan menghasilkan dekompresi perak
halide yang tak dapat balik sebagian yang terjadi dalam proses fotografi bila
partikel perak yang lebih besar dan tak tembus cahaya terbentuk. Kadar proses
dapat dilukiskan dalam bentuk diagram sebagai berikut (Austin, dkk. 2005) :
G.
Kaca Keramik
Kaca keramik adalah bahan yang di lebur dan dibentuk
sebagai kaca, tetapi kemudian dikonversi menjadi keramik Kristal dengan proses devitrifikasi terkendali (controlles
devitrification). Keramik biasanya adalah bahan yang terdiri dari partikel
Kristal bertitik cair tinggi yang terikat satu sama lain dalam matriks vitreo
atau oleh peleburan partikel pada bidang batas butir-butirnya. Matriks vitreo
dihasilkan dari reaksi kimia antara fluks
yang terdapat sedikit di dalam bahan baku dan penyusun-penyusun yang berbentuk
Kristal. Kaca keramik ini, setelah terlebih dahulu dikerjakan dengan mesin
dalam keadaan kaca, kemudian diberi perlakuan panas sehingga terjadi nukleasi
katalitik di sekeliling komposisi tambahan yang penting, dalam hal ini misalnya
TiO2. Perlakuan panas dilakukan dengan memanaskan kaca 30°C sampai
100°C diatas suhu penyangaiannya, dan membiarkannya pada suhu itu selama satu
jam atau lebih. kristal ditumbuhkan pada
nucleus dengan memanaskannya pada suhu 750°C sampai 1100°C, yaitu masih dalam
daerah devitrifikasi untuk masing-masing komposisi yang diolah. Kristal-kristal ini lebih kecil dan lebih
seragam daripada yang terdapat dalam keramik biasa.
Sifat-sifat keramik yang dihasilkan dari kaca
itu lebih mendekati keramik daripada kaca yang belum dikonversi. Kaca keramik
mempunyai ketegaran yang lebih baik, demikian pula sifat mekanik dan termalnya.
Bahan-bahan itu biasanya tak tembus cahaya, mengkilap, putih atau berwarna, dan
tak berpori. Kaca keramik yang tak berpori, berbutiran halus, mempunyai mikro
struktur kristal dan mempunyai kekuatan lentur lebih tinggi daripada keramik
konvensional yang komposisinya sama, sampai 200 MPa atau lebih. Kaca keramik
lebih refraktori daripada kaca biasa, tetapi kalah dari refraktori oksida
biasa. Bahan ini tahan pada suhu 1000°C sampai 1100°C selama 1000 jam tanpa
mengalami perubahan yang terjadi pada sifat-sifatnya. Formulasi khusus untuk
ekspansi termal rendah dapat dikatakan tidak dapat pecah oleh kejutan termal.
Bahan ini dapat difabrikasi dengan toleransi yang ketat untuk mendapatkan
berbagai bentuk dan ukuran, dan menggunakan berbagai teknik pembentukan kaca
konvensional. Kaca ini dipakai untuk radom, peluru kendali, dan berbagai
piranti elektronik. Oleh Croning dengan nama dagang Pyroceram, kaca ini dibuat
menjadi barang dapur yang dapat digunakan sekaligus untuk memasak,
menghidangkan dan menyimpan makanan di dalam lemari es.
H.
Kaca Serat
Walaupun bukan suatu produk baru, namun banyak dipakai
terutama karena sangat halus (biasanya kira-kira 10 μm, atau dapat juga kurang
dari 5 μm). Kaac ini ditarik menjadi benang atau ditiup menjadi anyaman untuk isolasi,
pita atau filter udara. Serat tari digunakan untuk memperkuat berbagai plastic
dan produk komposit yang dapat digunakan untuk membuat pipa, tangki, peralatan
olahraga, seperti, tongkat pancing dan aki. Resin yang paling umum digunakan adalah epoksi dan
poliester.
Untuk
pembuatan serat tersebut digunakan kaca khusus yang mengandung silica rendah.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk membuat serat yang dapat digunakan untuk
memeperkuat beton yang tidak dapat rusak atau melemah karena serangan alkali.
Serat tahan alkali yang paling berhasil, terbuat dari kaca yang mengandung ZrO
sampai 17%. Aditif ini menyebabkan kaca menjadi sangat mahal, disamping
menjadikan kaca itu sulit dibuat serat. Serat yang terbuat dari kaca batu
sabak-batu gamping (slate-limestone) kabarnya lebih mudah dibuat daripada serat
kaca zikonia dan lebih unggul dalam sifat tahan alkalinya.
DAFTAR PUSTAKA
Ege, Seyhan. 1984. Organic Chemistry. Kanada: DC Heath and
Company.
Keenan, Charles W., dkk.
1984. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Purba, Michael. 2006. Kimia 2B untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Vogel and
Suehla, G. 1990. Buku Teks Analisis
Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro. Alih bahasa L.Setiono dan AH
Pudjaatmaka. Jakarta: Kalman Media Pustaka.
Sy mau tanya om
BalasHapusKlw merubah warna botol hijau ke putih gm cara nya mohon petunjuk ny