Dari segi fisika, kaca adalah zat cai
lewat dingin yang tegar dan tidak mempunyai titik leleh tertentu serta
mempunyai viskositas cukup tinggi, sehingga tidak bisa mengalami kristalisasi.
Dari segi kimia, kaca adalah gabungan
berbagai oksida anorganik yang tidak mudah menguap yang dihasilkan dari
dekomposisi dan peleburan senyawa alkali dan alkali tanah, pasir serta senyawa
penyusunnya sehingga menghasilkan prosuk yang mempunyai struktur atom yang
acak.
GIMANA SIFATNYA??
Sifat
umum dari kaca, antara lain:
1. tahan akan semua asam kecuali HF dan H3PO4
panas dan pekat (Perry, 2004)
2. transparan
3. efektik sebagai isolator listrik
4. mampu menahan vakum
GIMANA SIFATNYA???
Sebagaimana
halnya dengan bahan-bahan yang sangat banyak digunakan dalam peradaban modern,
riwayat penemuan kaca tidaklah jelas sama sekali. Salah satu rujukan yang
paling tua mengenai bahan ini dibuat oleh Pliny. Pliny menceritakan bagaimana
pedagang-pedagang Phoenesia purba menemukan kaca tatkala memasak makanan.
Periuk yang digunakannya secara tidak sengaja diletakkan di atas massa trona di
suatu pantai.
Penyatuan
yang terjadi antara pasir dan alkali yang menarik perhatian dan orang kemudian
berusaha menirunya. Sejak tahun 6000-5000 sebelum masehi, orang Mesir telah
membuat permata tiruan dari kaca dengan ketrampilan yang halus dan keindahan
yang mengesankan. Kaca
jendela sudah mulai disebut-sebut sejak tahun 290. Silinder kaca jendela tiup
ditemukan oleh para pendeta pada abad kedua belas. Dalam abad tengah, Venesia
memegang monopoli sebagai pusat industri kaca. Di Jerman dan Inggris kaca baru
mulai dibuat pada abad ke-16. Kaca plat muncul di Perancis sebagai produk rol
pada tahun 1688.
Bengkel-bengkel
gelas di Amerika Serikat didirikan pada tahun 1608 di Jamestown, Va dan dalam
tahun 1699 di Salem, Mass. Selama tiga abad berikutnya, keseluruhan proses
pembuatan kaca boleh dikatakan semuanya dikerjakan dengan tenaga dan
berdasarkan kira-kira saja. Dai segi kimia, satu-satunya kemajuan yang dicapai
pada masa ini hanyalah yang menyangkut pemurnian bahan baku dan peningkatan
ekomoni bahan bakar. Memang ada penemuan tentang hunbungan antara komposisi
kimia kaca dan sifat-sifat optika, serta fisikanya, namun, secara keseluruhan
sebelum tahun 1900 industri ini merupakano seni, dengan diperlengkapi oleh
rumus-rumus rahasia yang dijaga ketat. Proses pembuatannyapun bersifat empiris
dan hanya didasarkan pada pengalaman.
Pada tahun
1912, di Belgia diekmbangkan proses Fourcalt untuk menarik kaca plat secara
kontinu. Selama 50 tahun berikutnya, para insinyur dan ilmuwan telah berhasil
menciptakan berbagai modifikasi terhadap proses penarikan kaca dengan tujuan
untuk memperkecil distorsi optik kaca lembaran (kaca jendela) dan menurunkan
biaya pembuatan kaca lembaran gosok dan poles. Usaha ini menghasilkan kemajuan
dalam teknologi produksi kaca lembaran. Berdasarkan konsep yang dipatenkan di
Amerika Serikat pada tahun 1902 dan 1905, suatu kelompok peneliti di Inggris
berhasil menyempurnakan proses pembuatan kaca apung pada tahun 1960-an. Kaca
apung (float glass) boleh dikatakan
sudah menggantikan semua cara pembuatan lainnya, dan telah berhasil menguasai
pasaran kaca jendela secara besar-besaran. Jumlah ilmuwan dan insinyur yang
menerjukan diri ke dalam bidang ini pun meningkatkan dan memunculkan
produk-prduk baru sebagai hasil dari berbagai penelitian yang intensif.
Bermacam-macam mesin otomatis diciptakan pula untuk mempercepat produksi botol,
bola lapi, dsb. Akibatnya, industri kaca dewasa ini telah tumbuh menjadi suatu
industri yang sangat terspesialisasi.
APA AJA SIH JENISNYA???
Macam-macam
kaca komersial yang ada dikenal oleh masyarakat, adalah (Austin, dkk. 2005) :
· Silika lebur
Silika lebur atau silika vitreo dibuat melalui
pirolisis silikon tetraklorida pada suhu tinggi, atau dari peleburan kuarsa
atau pasir murni. Kaca ini disebut dengan quartz
glass. Kaca ini mempunyai ketahanan termal tinggi sehingga dapat digunakan
pada suhu tinggi. Kaca quartz juga
tahan terhadap radiasi ultraviolet.
· Alkali silikat
Alkali silikat adalah jenis kaca yang paling
komersial dan paling penting.
· Kaca soda-gamping (soda-lime glass)
Soda
lime glass merupakan 95%
dari semua kaca yang dihasilkan. Kaca ini digunakan untuk membuat segala macam
bejana, kaca lembaran, jendela mobil dan lain-lain, gelas dan barang-barang
pecah belah. Kualitas fisika kaca lembaran dewasa ini banyak meningkat,
misalnya kaca sekarang sudah jauh lebih rata, tidak bergelombang dan bebas dari
tegangan, namun komposisi kimianya tidak banyak mengalami perubahan.
· Kaca timbal
Kaca ini sangat penting di bidang kaca optik,
karena rasio refraksi dan dispersi yang tinggi. Kandungan timbalnya bisa
mencapai 82%. Kandungan timbal inilah yang memberikan kecermelangan pada kaca
potong. Kaca ini dalam jumlah besar digunakan untuk menjadi bahan bola lampu,
reklame neon, radiotron bahkan perisai radiasi nuklir. Karena kaca timbal ini
bersifat tahan listrik.
· Kaca borosilikat
Kaca borosilikat biasanya mengandung 10-20% B2O3,
80-87% silika dan kurang dari 10% Na2O. Kaca jenis ini mempunyai koefisien
ekspansi yang rendah, lebih tahan terhadap kejutan dan mempunyai stabilitas
kimia tinggi, serta memiliki tahanan terhadap listrik yang tinggi pula.
· Kaca khusus
Kaca berwarna, bersalut, opal, translusen, kaca
keselamatan, kaca optik, dan kaca keramik, semuanya tergolong kaca khusus.
· Serat kaca
Serat kaca dibuat dari komposisi kaca khusus yang
tahan terhadap kondisi cuasa. Oleh karena kaca mempunyai luas permukaan yang
sangat besar, maka mudah terkena serangan kelembaban udara. Kaca ini biasanya
mempunyai kandungan silika rendah sekitar 55% dan alkali rendah.
Sifat-sifat fisika dari
berbagai jenis kaca diatas dapat dilihat dari tabel berikut ini (Austin, dkk. 2005)
:
Soda Biasa
|
Pyrex Borosilikat
|
Vycor Silika 96%
|
Silika Lebur
|
Pyroceram
|
|
Titik Lunak, ºC
|
715
|
746
|
1530
|
1525
|
1250
|
Titik Aneal, ºC
|
527
|
450
|
1020
|
1085
|
|
SG
|
2.5
|
2.23
|
2.18
|
2.20
|
2.6
|
Modulus Young, GPa
|
70
|
68
|
DAFTAR PUSTAKA
Ege, Seyhan. 1984. Organic Chemistry. Kanada: DC Heath and
Company.
Keenan, Charles W., dkk.
1984. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Purba, Michael. 2006. Kimia 2B untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Vogel and
Suehla, G. 1990. Buku Teks Analisis
Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro. Alih bahasa L.Setiono dan AH
Pudjaatmaka. Jakarta: Kalman Media Pustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar