oleh
Risky Patria Sari
1. PANDAHULUAN
Bila dua obyak
bergesekan satu sama lain berarti ada tenaga bekerja padanya. Tenaga ini
disebut tenaga gesek. Ada
dua jenis gesekan yaitu gesekan padatan dan gesekan fluida dimana keduanya
selalu ada disekitar kita. Gesekan padatan adalah gesekan antara dua permukaan
benda padat dan disebut dengan luncur “slinding friction” dimana tenaga
gesekannya sangat besar. Gesekan geleinding atau “rolling friction” memerlukan
tenaga yang kecil, sedangkan gesekan fluida melibatkan gesekan antara benda
padat dengan fluida cair.
Maksud dari
pelumasan atau menggunakan minyak pelumas adalah untuk mendapatkan hal-hal
seperti berikut dibawah ini yaitu dengan adanya minyak pelumas diantara dua
obyek yang bergesekan tersebut akan mengurangi atau meminimkan gesekan,
mencegah keausan, menghemat tenaga. Ketiga hal tersebut merupakan tujuan dasar
penggunana minyak pelumas. Lebih lanjut ada tujuan lain diantaranya mencegah
perkaratan, penyekat, sebagai media transfer tenaga dan panas.
Pelumas dari minyak bumi mempunyai pengaruh besar terhadap :
Ø Pelumas yaitu mengurangi gesekan antara dua permukaan yang saling
bergerak dan bersentuhan untuk memperkecil keausan abrasi, sehingga diperlukan
viskositas yang tepat agar dapat melayani kondisi operasi peralatan tersebut.
Ø Pendingin yaitu dengan jalan menyerap panas yang ditimbulkan oleh
gesekan komponen peralatan tersebut dengan melepaskan tersebut keluar.
Ø Penerapan atau seal yaitu merapatkan celah diantara kedua komponen
yang bergesekan untuk mencegah kebocoran gas dari motor, kompresor dan
lain-lain.
Ø Pencegahan terhadap karat yaitu mencegah agar komponen tidak korosi
oleh air dan udara yang menyerang permukaan logam.
Ø Pembersihan yang menghilangkan kotoran dari permukaan logam
Ø Pencegahan kotoran luar dari udara masuk
Ø Sebagai isolasi
Ø Mentransfer tekanan
Ø Mentransfer energi
Pelumasan yang ada
diklasifikasikan dalam 3 kategori, yaitu : pelumasan fluid, pelumasan bata dan
pelumasan tekanan ekstrem, dimana pada pelumasan fluida lapisan minyak pelumas
diantara komponen yang bergesekan cukup tebal untuk memisahkannya sehingga
memerlukan sedikit tenaga untuk menggerakannya.
Pelumas boundray
atau batas ialah pelumasan diman beban yang diterima cukup besar untuk
menjadikan tipis lapisan minyak pelumas yang berada diantaranya komponen yang
bergesekan tersebut. Pada pelumasn tekanan ekstrem beban lebih besar dari pada
pelumasan batas sehingga suhu pada komponn naik dan mencegah lapisan minyak pelumas
Guna memenuhi tugas
atau fungsi yang harus diemban seperti
tersebut diatas minyak pelumas harus mempunyai karakteristik yang handal
dan karakteristik apa saja yang harus dipunyai dapat dilihat pada bab
berikutnya ini.
2 KARAKTERISTIK UMUM YANG HARUS DIPUNYAI PELUMAS
Karakteristik umum
yang dipunyai oleh minyak pelumas adalah sebagai berikut :
2.1. Viakositas
Minyak peluams
harus mempunyai viskositas yang tepat untuk memenuhi koondisi oprasi suhu,
sebab viskositas berubah oleh karena perubahan suhu.
2.2. Kapasitas beban bawaan (mencegah aus)
Suatu karakteristik
untuk mencegah keausan metal diperlukan, sebab pelumasan tekanan ekstrem
terjadi bila beban sangat besar sekali, walaupun viskositas sudah tepat.
2.3. Stabilitas thermal dan Oksidasi
Untuk menggunakan
minyak pelumas secara efektif untuk suatu waktu yang lama, minyak pelumas harus
stabil terhadap oksidasi dengan oksigen dan panas yang ditimbulkan dari
gesekan, dsb.
2.4. Deterjensi dan dispersansi
Minyak pelumas
harus dapat mendisperskan kotoran dari gas hasil pembakaran motor yang masuk
kedalamnya atau menghilangkan dari permukaan logam.
2.5. Mencegah korosi
Pelumas harus
mempunyai karakteristik yang dapat mencegah korosi logam dari materal korosif
yang berasal dari luar, asam yang diperoleh dari hasil deteiorasi minyk pelumas
tersebut.
2.6. Fluiditas pada suhu rendah
Minyak pelumas
harus mempunyai sifat fluiditas yang cukup bila motor bekerja pada suhu cukup
rendah.
2.7. Pencegah busa/buih
Minyak pelumas
tidak boleh membiarkan terjadinya busa secara mudah dan harus mencegahnya,
sebab busa akan mencegah lapisan minyak pelumas sehingga terjadi kontak
langsung antara logam dengan logam.
3. KARAKTERISTIK SIFAT-SIFAT FISIK MINYAK PELUMAS
3.1. Viskositas
Viskositas
adalah suatu skala nilai menunjukan sifat kekentalan suatu fluida dinyatakan
dalam dua satuan yaitu viskositas kinetik (cSt) dan viskositas absolut (cP). Viskositas minyak pelumas berubah oleh
suhu, naik bersamaan turunya suhu. Sifat atau karakteristik ini sangat penting
untuk “handling” minyak pelumas tersebut.
Indek viskositas ialah bilangan yang menunjukan
suatu perubahan viskositas oleh karena berubahnya suhu. Bila viskositas tidak
banyak berubah oleh peubahan temperatur maka indek viskositasnya tinggi. Minyak
pelumas jenis parafinik mempunyai indek viskositas yang lebih besar dari
napthenik.
3.2. Titik Nyala
Titik
nyala adalah suhu terendah suatu fluida yang diperlukannya untuk mulai
terjadinya pembakaran bial suatu nyala api disinggungkan gas yang dihasilkan
minyak pelumas tersebut. Titik nyala minyak pelumas umumnya diatas 200oC.
3.3. Titik Tuang
Titik
tuang adalah terendah dimana fluida tidak dapat mengalir lagi.
3.4. Specific Gravity
Perbandingan
berat contoh pada suhu 15oC dengan air murni pada volume yang sama pada 4oC
disebut specific gravity dari contoh dan ditandai dengan 15/4 oC.
Perbandingan
berat suatu contoh pada 60oF dengan air murni pada volume dan suhu yang sama
disebut specific gravity pada 60/60oF dan API degree seperti dibawah ini sering
digunakan untuk menyatakan berat jenis.
API degree =
4. KARAKTERISTIK SIFAT-SIFAT
KIMIA PELUMAS
4.1. Komposisi
Minyak
pelumas secara kasar dibagi dalam dua group yaitu pertama menggunakan
hidrokarbon minyak bumi sebagai minyak dasar pelumas dan yang kedua menngunakan
minyak sintetis sebagai minyak dasar pelumas. Oleh karena banyak jenis
hidrokarbon yang menyusun minyak bumi maka tidaklah mungkin menganalisis
komposiskan secara garis besar dalam empat group yaitu parafinik, naptinik,
aromatik dan olefinik.
Komposisi
minyak pelumas tergantung jenis minyak buminya, metoda pengolahannya, range
titik didihnya dll., tetapi hidrokarbon parafiniklah yang secara kimia stabil
terhadap perubahan suhu.
Selain
hidrokarbon pelumas meliputi senyawa sulfur, senyawa nitrogen, senyawa oksigen,
logam berat dll., yang kemungkinan besar mempengaruhi unjuk kerjanya.
Minyak
pelumas sintetis diklasifikasikan berdasarkan struktur kimianya sebagai berikut
:
- Hidrokarbon, 2. ester, 3. Polyglycol, 4. Polyphenyl ether, 5. Silicon, 6. Minyak pelumas halogen.
- Warna .
Pelumas umumnya mempunyai warna yang kelihatan. Adalah
dapat dipercaya bahwa warna disebabkan oleh beberapa macam kotoran kecuali
hidrokarbon sebagai sulfur, nitrogen, senyawa oksigen.
Warna dengan demikian menunjukan tingkat pengolahan
minyak pelumas tersebut.
Bila minyak pelumas berada pada suhu tinggi selama
beberapa jam, warnanya akan menjadi lebih gelap sebab minyak pelumas dioksidasi
dan membentuk oksida. Warna minyak pelumas dinyatakan dalam beberapa nomor
warna ASTM.
- Deteriorasi
Setelah pelumas tersebut digunakan, perubahan kimia
terjadi (oksidasi dan cracking thermal) dan menjadikannya berwarna lebih gelap,
menaikkan viskositas dan membentuk resin yaitu matrial tidak larut dalam
pelumas. Deteriorasi sangat dekat hubungannya dengan umur pelumas tersebut.
Detreriorasi juga dipengaruhi faktor luar seperti bahan bakar dan logam yang
digunakan.
5. PENGUUJIAN PELUMAS DAN ARTI
DARI PENGUJIAN
5.1. Specifik gravity
Specific
gravity atau s.g. tidak secara langsung digunakan untuk memastikan kualitas
pelumas sebab hal ini tergantung dari jenis hidrokarbon yang dikandung pelumas
tersebut. Oleh karena produk minyak bumi umumnya dinyatakan dalam volume, s.g.
adalah dasar yang diperlukan untuk konversi berat-volume dalam urusan
perdagangan. S.g. juga merupakan standar untuk melihat komposisi dari
hidrokarbon.
S.g. diukur dengan hidrometer dan
dikonversikan ke 15/4o C dari table konversi. Umumnya s.g. dari minyak lumas
fraksi ringan sebesar 0,82-0,91 dan yang berat 0,85-0,95. sebagai dasar ialah
s.g. bensin 0,72-0,76 dan asphalat 1,01-1,06.
5.2. Reaktifitas
Reaktifitas
dapat digunakan sebagai standar untuk mengecek tingkat pengolahan dan material
asing. Pelumas umumnya netral. Caranya ialah tuangkan contoh dan air murni
kedalam labu dan pisahkan airnya setelah dikocok. Tambah beberapa tetes
indikator kepada air untuk mencegah reaktifitas dari asam, alkaline, atau
netral.
5.3. Test
korosi tembaga
Test
ini untuk mengecek kotoran yang bersifat korosif terhadap logam. Bila pelumas
lolos test ini berarti minyak pelumas ini tidak bersifat korosif terhadap logam
dari peralatan tersebut.
5.4. Warna
Oleh karena pelumas yang mempunyai titik didih
tinggi mempunyai warna yang bervariasi dari transfaran-bluish transfaran-light
yellow-darkyellow-light red- darkred, maka warna dapat digunakan sebagai
standar untuk melihat tingkat pengolahan dan deteriorasi seperti juga range
titik didihnya.
Warna
dapat dicek dengan tester warna, dengan jalan membandingkan hasil uji dari
contoh dengan gelas berwarna standar, dan warna 1,0 adalah terang sedangkan 8,0
warna gelap.
5.5. Titik nyala
Produk
minyak bumi memberikan komponennya untuk menguap mulai dari destilat teringan
dan menaikan konsentrasi uap untuk menangkap nyala yang ada. Titik nyala
pelumas dengan demikian dapat digunakan untuk mengecek apakah destilat ringan
termasuk didalamnya. Titik nyala pelumas diukur dengan metoda Pensky-Martens
atau dengan metoda Cleveland Open-Cup.
5.6. Residu karbon
Bila
suatu produk minyak bumi dipanaskan dalam suatu ruangan tertutup pada kondisi
tertentu, maka fraksi yang titik didihnya rendah menguap dan kandungan minyak
beratnya mengalami perengkahan dan berpolymerarisasi sehingga meninggalkan
karbon.
Perbandingan
berat dari karbon yang tertinggal terhadap contoh disebut debut dengan residu
karbon, dan diukur dengan alat yang disebut Condratson Carbon Residu tester.
Residu karbon dari pelumas dapat dipakai sebagai standar untuk melihat tingkat
pengolahannya, tetapi untuk pelumas yang digunakan dipengaruhi oleh kondisi
operasi dan bahan bakar yang dipakai.
5.7. Kandungan abu
Bila
minyak pelumas dinakar pada 775oC ± 25oC dalam udara pada kondisi khusus, abu
akan tertinggal. Perbandingan
dalam % berat dari abu dengan contoh disebut kandungan abu.
5.8. Kandungan sulfur
Kandungan
sulfur dalam minyak pelumas diukur dengan membakarnya menjadi SO2 atau SO3 yang
akan diserap H2O2 larutan menjadi asam sulfat, dengan menggunakan peralatan
yang telah disediakan.
Asam
sulfat larutan yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif untuk menunjukan
perbandingan kandungan sulfur dengan contoh dalam % berat.
5.9. Kandungan air
Air
dalam minyak pelumas bila melebihi yang ditentukan dapat mempengaruhi unjuk
kerjanya dan menyebabkan korosi logam. Kandungan air dinyatakan dalam % volume
dari air terukur dengan contoh pelumas.
5.10. Viakositas
Viskositas
adalah sifat yang paling penting dari minyak pelumas dan dengan demikian sangat
penting memilih pelumas dengan viskositas yang tepat. Viskositas pelumas
umumnya dinyatakan dalam viskositas kinetik-cSt.
Viskositas
kinematik diperoleh dengan mengukur waktu yang diperlukan oleh sejumlah volume
tertentu tersebut untuk mengalir melalui pipa khusus dari alat viscosimeter.
Temperatur pengukuran telah dikhususkan yaitu pada 40oC dan 100oC. Selain
viskositas kinematik ada pengukuran dengan saybolt Universal second, Redwood
Second dan engler degree.
5.11. Indeks viskositas
Viskositas
minyak pelumas turun apabila suhu naik. Indek viskositas menunjukan tingkat
perubahan tingkat viskositas terhadap perubahan suhu. Indek viskositas (IV)
pelumas diperoleh dengan rumus seperti dibawah ini dengan membandingkan viskositasnya
dengan pelumas refrensi dimana IV dari pelumas Pensylvania jenis parafinik
adalah 100 dan minyak pelumas jenis Gulf Coast jenis napthenik adalah 0.
Indeks Viskositas (IV) =
Dimana :
L adalah viskositas (cSt)
minyak pelumas refrensi
Dengan IV = 0 pada 40oC
H adalah viskositas (cSt)
minyak pelumas refrensi
Dengan IV = 100 pada 40oC
U adalah viskositas (cSt) dari
contoh pada 40oC
Dalam kenyataan untuk
menghitung indek iskositas ukurlah viskositas dari contoh baik pada suhu 40oC
ataupun 100oC untuk mendapatkan IV dari table yang ada.
5.12. Uji keausan
Uji
keausan mengecek tingkat keausan dari bahan logam dengan minyak pelumas yang
berbeda, dengan mengukur ukuran keausan yang ada, penurunan berat dari bahan
logam ,dsb. Setelah
dijalankan pada kondisi tertentu dengan beberapa macam alat uji.
5.12. Uji stabilitas thermal dan
oksidasi
Bila
minyak pelumas digunakan pada suhu tinggi alam waktu yang lama, ia akan
mengabsorp/menyerap oksigen dari udara dan menyebabkan oksidasi, yang
mengahsilkan detorasi. Uji stabilitas mengukur tingkat deteriorasi tersebut.
Uji
ini mengevaluasi stabilitas contoh dengan mengecek perubahan sifatnya sebelum
dan sesudah oksidasi dimana contoh dipanaskan pada suhu khusus untuk waktu yang
tertentu pula dan masukan oksigen atau udara untuk mempercepat oksidasi.
5.14. Deterjensi dan dispersansi
Sifat
deterjensi dan dispersi bekerja untuk mengapungkan dan mendisperskan partikel
karbon yang lembut yang terdapat dalam pelumas tanpa bertambah besar. Hadi
mencegah karbon yang masuk pelumas dan sluge yang diproduksi oleh peristiwa
oksidasi dan thermal cracking atau perengkahan untuk tidak tumbuh berakumulasi
dalam motor. Penetralan sulfida dalam gas hasil pembakaran yang masuk pelumas
merupakan salah satu tugas sifat deterjensi ini.
Minyak
pelumas motor dilengkapi dengan deterjen-dispeersan jenis alkaline untuk dapat
bekerja seperti yang diharapkan diatas. Dengan demikian bila TBN dari pelumas
setelah digunakan diukur dan dibandingkan dengan TBN minyak pelumas tersebut
sebelum digunakan, perbedaannya merupakan jumlah aditif yang dikomsumsi untuk
deterjensi tersebut.
5.15. Uji pencegah karat
Uji
ini mengevaluasi kapasitas pencegahan korosi dari minyak pelumas terhadap iron
atas adanya air dan asam, dan digunakan untuk pelumas turbin.
5.16 Uji fluiditas pada suhu rendah
Minyak
pelumas secara bertingkat akan kehilangan sifat fluiditasnya dan akhirnya tidak
dapat mengalir dengan adanya deposit wax didalamnya apabila suhu turun. Titik tuang
dan titik beku dari pelumas diukur untuk menunjukan fluiditas pada suhu rendah
terutama pada suhu start dan untuk digunakan pada daerah dingin. Titik tuang
2,5oC lebih tinggi dari titik beku.
Ketahanan
pembentukan busa/buih diperlukan untuk menghilangkan busa secara cepat unjuk
kerja pelumas menurun besar sekali apabila busa atau gelembung udara lama
berada dalam pelumas.
5.18. Uji sifat demulsifikasi
Oleh
karena emulsi yang disebabkan masuknya air dan steam kedalam minyak pelumas
menurut unjuk kerja pelumasan, maka air dan team tersebut harus dipisahkan
dengan cepat bila mungkin. Karakteristik untuk dapat memisahkan air dan team
secara cepat disebut karakteristik demulsifikasi. Karakteristik ini penting
terutama untuk kondisioperais dimana air dan atau team dengan mudah dapat masuk
kedalam pelumas.
1. Karakteristik
yang diperlukan oleh Minyak Turbin
Viskositas yang tepat dan indek
viskositas tinggi.
Stabilitasthermal dan oksidasi yang
tinggi.
Minyak
pelumas harus stabilitasnya terdapat panas dan oksidasi sebab
Turbin uap dan gas beroprasi
pada suhu tinggi.
Karakteristik
pemisahan terhadap air dan demulsifikasi.
Karakteristik ini penting
khususnya untuk turbin uap dimana air yang mengembun sering masuk kedalam
minyak pelumas turbin.
Karakteristik deforaming
Karakteristik pencegah
terhadap korosi
2. Karakteristik
yang diperlukan oleh Minyak Pelumas Kompresor
Viskositas
yang tepat
Indek viskositas tinggi.
Satbilitas thermal dan
oksidasi.
Karakteristik pencegahan
karat.
Karakteristik pencegahan karat
ini diperlukan untuk minyak pelumas
Kompresor sebab pencairan
moisture dan gas-gas lain mungkin terjadi oleh karena kompresi.
Karakteristik demulsifikasi
3. Karakteristik
yang diperlukan oleh Minyak Pelumas Rerigerator
Fluiditas
pada suhu tinggi
Titik
beku rendah
Stabilitas
kimia yang tinggi
Isolasi listrik yang tinggi
dan efektif
4. Karakteristik
yang diperlukan oleh Minyak Pelumas Hidrolik
a. Viskositas yang tepat
Bila viskositasnya tidak
tepat, tekanan tidak akan disalurkan dengan effisien. Tekanan berubah menjadi
energi panas apabila viskositas terlalu tinggi dan fraksi menjadi berbahaya
bila viskositas terlalu rendah.
Keduanya
menyebabkan kehilangan tenaga.
b.Indeks viskositas tinggi
Suhu minyak pelumas naik cepat
oleh karena panas yang ditimbulkan oleh tekanan didalam peralatan sangat
tinggi. Viskositas minyak pelumas hidrolik dengan demikian harus berubah banyak
dengan perubahan suhu.
a.
Ketahanan aus tinggi
Minyak pelumas ini diperlukan khususnya untuk minyak
pelumas pompa, yang menurunkan tekanan bila aus.
b.Stabilitas thermal dan oksidasi yang tinggi
Minyak pelumas hidrolik harus mempunyai kestabilan
thermal dan oksidasi yang tinggi untuk mencegah terbentuknya sludge pada suhu
tinggi atau oksidasi yang terjadi pada waktu minyak pelumas hidrolik kontak
dengan udara, sebab minyak dalam peralatan ini tidak dapat diganti secara
mudah.
c.
Sifat defoaming yang baik
Penurunan tekanan yang tiba-tiba terjadi bila minyak
pelumas hidrolik membusa dengan adanya campuran udara. Oleh karena itu sifat defoaming sangat penting
untuk menyakinkan dan keamanan operasi.
d.
Karakteristik pencegah karat
dan demulsifikasi
Oleh karena minyak hidrolik mudah menyerap air dari
udara, minyak hidrolik harus dapat memisahkan air secara cepat dan mencegah
pengkaratan terhadap logam yang disebabkan adanya air.
e.
Tahana terhadap kebakaran/api
Minyak hidrolik tahan api, seperti jeis campuran dengan
air, sintetik, digunakan khususnya untuk tempat yang panas untuk menghindarkan
bahaya dari api.
4
Karakteristik
yang diperlukan oleh Cutting Oil
Pelumas yang effisien
Sedikit sifat adhesinya
Pencegah karat
Pendinggin yang baik
Tidak beracun dan bukan
irritant
Tidak merubah warna logam yang
dipotong
Tidak membuih
Tidak mempengaruhi cat
5
karakteristik yang diperlukan
oleh Minyak Pelumas Heat Treatment (QUECHING)
mempunyai effek pendingin yang baik
viskositas yang tepat (rendah)
Sedikit menguap untuk menghindari asap, dan hilang oleh
karena penguapan.
Titik nyala api dan api yang
tinggi
Sifat stabilitas thermal yang
tinggi karena cracking dan polymerasasi minyak pelumas – pelumas akan
mempengaruhi quenching.
6
Karakteristik yang diperlukan
untuk minyak pelumas annenling
titik nyala tinggi
penguapan yang rendah
stabilitas themal yang tinggi
viskositas yang tepat ( lebih tinggi dari Quenching Oil)
7
Karakteristik
yang diperlukan untuk minyak media transfer panas.
Stabilitas thermal tinggi
Effisiensi thermal tinggi
Titik nyala tinggi
Tidak korosif terhadap peralatan dan bahan
Mudah ditransfer
isi blognya sangat bermanfaat kak
BalasHapusmengatasi bb tidak bisa browsing atau koneksi bermasalah