Rizza Umam Alharis
A.
Taksonomi
Tanaman sereh
termasuk golongan rumput-rumputan yang disebut Andropogon nardus atau Cymbogob
nardus. Klasifikasi botani dari tanaman sereh wangi sebagai berikut:
Divisio : Anthophyta
Phylum : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Famili : Graminae
Genus : Cymbopogon
Species : Cympogon nardus
Sereh wangi dikenal dengan berbagai nama
daerah, seperti sere mangat (Aceh), sange-sange (Toba), sere (Gayo, Jawa,
Madura), sarai (Minangkabau), sorai (Lampung), sereh (Sunda), see (Bali),
patahampori (Bima), kendoung witu (Sumba), nau sina (Roti), bu muke (Timor),
tenian nalai (Leti), timbuala (Gorontalo), langilo (Buol), dirangga (Goram),
hisa-hisa (Ambon), isola (Nusa laut), bisa (Buru), hewuwu (Halmahera). Dan nama
asingnya adalah Cittronella Grass.
B.
Sifat Fisik
Sifat – sifat fisik sereh wangi yang kualitasnya baik :
1.
Bangun rumpun condong ke atas dan daunnya
merumbai
2.
Batang bulat agak meruncing ke atas
3.
Daun berbentuk pita, warnanya hijau, lentur dan
permukaannya agak kasar
4.
Warna pelepah daun hijau bercampur merah
C.
Sentra Budidaya
Sereh wangi banyak
dibudidayakan di daerah :
1.
Aceh
2.
Sumatera Utara
3.
Jawa
4.
Bali
5.
NTB
6.
NTT
7.
Maluku
D.
Syarat Tumbuh
Tanaman sereh wangi
mempunyai beberapa persyaratan untuk dapat tumbuh dengan baik. Syarat – syarat
tanaman sereh untuk tumbuh antara lain :
1.
Tanah
Tanaman sereh dapat
tumbuh pada berbagai tanah yang memiliki tingkat kesuburan yang cukup. Tanah
jenis geluh pasiran pada ketinggian 180 – 450 m di atas pemukaan laut, iklim
lembab dengan curah hujan teratur menghasilkan minyak yang berkualitas tinggi.
Hasil minyak sereh yang paling tinggi diperoleh dari tanaman yang ditanam pada
tanah geluh pasiran dengan pH 6,00 – 6,50. Sedangkan tanah dengan pH lebih
rendah tidak cocok untuk tanaman sereh.
2.
Iklim
Ditinjau dari
iklimnya, tanaman sereh cocok tumbuh pada daerah beriklim panas dengan sinar
matahari yang cukup dan curah hujan berkisar 200 – 250 cm3 per
tahun. Pada keadaan ini, tanaman sereh akan menghasilkan daun dan minyak sereh
yang baik. Tanaman sereh akan rusak jika terjadi kekeringan yang berkepanjangan
atau curah hujan yang terlalu banyak. Tanaman sereh perlu memperoleh irigasi
atau tambahan air jika ditanam pada daerah dengan curah hujan rendah. Perawatan
tanaman sereh akan mempengaruhi kandungan geraniol dalam minyak sereh.
3.
Ketinggian
Tanaman sereh tumbuh
dengan baik pada tanah yang memiliki ketinggian 180 – 450 m di atas permukaan
laut. Pada ketinggian yang lebih tinggi dari 450 m, tanaman sereh akan lambat
tumbuh dan menghasilkan minyak yang sedikit.
4.
Penanaman
Tanaman sereh ditanam
melalui akar pada permulaan musim hujan. Rumpun tanaman sereh yang sehat dapat
dibagi menjadi beberapa bagian. Dua batang tanaman yang mengandung akar yng
sehat ditanam dalam setiap lubang dengan kedalaman 15 cm. Pada tanah yang
subur, jarak tanam 75 x 75 cm. jarak yang lebih dekat akan mengurangi hasil
daun per satuan area lahan.
5.
Pemupukan
Tanaman sereh
merupakan tanaman tandus yang tidak memerlukan pemupukan yang intensif,
meskipun ammonium sulfat dan kalium sulfat dianjurkan penggunaannya. Petani
penghasil minyak sereh menggunakan abu bekas pembakaran daun sereh yang dipakai
sebagai bahan bakar destilasi.
6.
Perawatan
Penyiangan gulma
perlu dilakukan sebelum dilakukan pemanenan. Panen dilakukan 6 – 8 bulan setelah
penanaman. Panen berikutnya dilakukan 3 – 4 bulan.
E.
Syarat Pemanenan
1.
Jika ditanam bulan desember – januari, maka
tanaman sereh siap dipanen bulan September / Oktober.
2.
Sudah membentuk bonggol yang cukup besar
F.
Pengambilan Minyak Atsiri
Minyak atsiri adalah
zat cair yang mudah menguap bercampur
dengan persenyawaan padat yang berbeda dalam hal komposisi dan titik cairnya, larut dalam pelarut organik
dan tidak larut dalam air. Berdasarkan sifat tersebut, maka minyak atsiri dapat
diekstrak dengan 4 macam cara, yaitu: Penyulingan (Destilation), Pressing
(Eks-pression), Ekstraksi dengan pelarut (Solvent ekstraksion) dan Absorbsi
oleh menguap lemak padat (Enfleurage). Cara yang tepat untuk pengambilan minyak
dari daun sereh adalah dengan cara penyulingan (Destilation).
Hal – hal yang harus
diperhatikan dalam penyulingan :
·
Proses pengambilan minyak sereh wangi dilakukan
melalui proses penyulingan. Rendemen rata-rata minyak sereh wangi sekitar 0,6 –
1,2 %, tergantung jenis sereh wangi, serta penanganan dan efektifitas penyulingannya.
·
Hal penting yang perlu diperhatikan dalam
peningkatan mutu minyak sereh wangi diantaranya adalah penanganan terhadap daun
hasil panen yang akan diambil minyaknya. Sebelum disuling daun tersebut sebaiknya dikeringkan dulu beberapa saat,
dlam cuaca baik membutuhkan waktu 3 – 4 jam.
Selama pengeringan daun harus dibolak balik.
·
Daun setelah dikeringkan hendaknya segera
dilakukan penyulingan, karena penyimpanan daun yang terlalu lama akan
menurunkan mutu minyak sereh wangi yang diperoleh.
Komposisi kimia dalam minyak atsiri sereh wangi
1.
Geraniol (C10H18O)
2.
Sitronellol (C10H20O)
3.
Sitronellal (C10H16O)
G.
Manfaat Minyak Atsiri Sereh Wangi
Digunakan dalam
industri, terutama sebagai pewangi
sabun, sprays, desinfektans, bahan pengilap dan aneka ragam preparasi
teknis.
H.
Kriteria Mutu
Mutu minyak sereh
wangi ditentukan oleh kandungan komponen utamanya dan kemurniannya. Komponen utama adalah kandungan sitronelal
dan geraniol, yang biasanya dinyatakan dalam geraniol jumlah. Tidak boleh mengandung bahan asing, seperti minyak
lemak, alcohol, m. tanah, m. terpentin, etilen glikol, hekslen glikol.
Kriteria mutu
berdasarkan SII 0025/1979 untuk minyak sereh wangi jawa adalah :
·
Warna: kuning pucat sampai kuning kecoklatan
·
Geraniol-jumlah : minimum 85%
·
Sitronelal : minimum 35%
·
Sisa penyulingan uap : maksimum 2,5
·
Titik nyala : 74oC
·
Alkohol (ethanol), minyak lemak, & minyak
pelican : negatif
·
Kelarutan dalam alcohol 80 % : 1:2 jernih dan
seterusnya opalensi (maksimum)
Kriteria mutu untuk minyak sereh wangi jawa
berdasarkan Essential Oil Association of USA (EOA) adalah :
·
Penampilan, Warna, bau : minyak kurang encer,
warna kuning muda sampai kuning kecoklatan, bau aldehid
·
Bobot jenis pada 25oC : 0,875 – 0,893
·
Putaran optik : (-)0o30 – (-) 6o
·
Indeks refraksi pada 20oC : 1.4660 – 1.4745
·
Kandungan geraniol : 85 – 97 %
·
Kandungan sitronelal : 30 – 45 %
·
Kelarutan dalam alkohol 80 % : larutan jernih
dalam 1 – 2 volume, dan seterusnya opalensi.
Daftar Pustaka
Guenther, Ernes. 1987.Minyak Atsiri. Jakarta: Universitas
Indonesia Press
Ketaren, S, 1981. Minyak Atsiri. Jurusan Teknologi Industri, Fakultas Teknologi
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar