Translate

Minggu, 04 Desember 2011

TEKNOLOGI PROSES PENGOLAHAN GULA MANGKOK DAN GULA SEMUT DARI NIRA TEBU SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KETERSEDIAAN BAHAN PEMANIS

download di sini

Theresia HS Wahyuningtyas dan Sunantyo
Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) Pasuruan
E-mail : theresia.harisutji@gmail.com



ABSTRAK
Salah satu faktor penentu utama ketahanan pangan adalah penguasaan teknologi, keahlian dan wawasan. Gula merah tebu (GMT) sampai saat ini masih merupakan komoditas yang cukup menarik dan mungkin masih menguntungkan tidak hanya untuk para perajin saja melainkan untuk industri-industri tertentu. GMT selain untuk konsumsi langsung rumah tangga, beberapa industri tertentu masih memerlukan GMT sebagai bahan baku proses yang utama. Permasalahan dalam kegiatan proses gula merah tebu yaitu masih kurang stabilnya kualitas produk dan pemakaian bahan bakar yang tinggi. Secara umum proses pembuatan GMT dilakukan dengan teknologi atau cara yang sangat sederhana yaitu tebu digiling atau diperah niranya kemudian nira tersebut dimurnikan dan disaring kemudian diuapkan sampai mencapai kekentalan atau konsentrasi tertentu. Dari nira yang telah kental kemudian dicetak menjadi GMT bentuk mangkok atau bentuk lainnya. Jika nira kental tersebut diaduk terus dengan kecepatan tertentu akan menjadi produk gula semut. Sebagai bahan bakar biasanya digunakan ampas tebu, kayu bakar, daun-daun kering dan sebagainya. Makalah ini menampilkan hasil pengolahan GMT dengan memperhatikan faktor mutu bahan baku tebu (tebu segar dan tebu wayu), kondisi proses pemurnian nira (pH : 6,0 dan pH 7,0 ; suhu : 50, 75 dan 100 oC), pemakaian bahan bakar dan kualitas produk GMT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu dan pH tidak berpengaruh terhadap kecepatan pengendapan, sedangkan bahan baku tebu berpengaruh terhadap kecepatan pengendapan. Jumlah endapan (%) dipengaruhi oleh pH dan kesegaran tebu tetapi tidak dipengaruhi suhu pemurnian. Waktu yang dibutuhkan untuk proses pengolahan tidak dipengaruhi oleh pH dan suhu pemurnian nira tetapi dipengaruhi oleh kesegaran tebu. Perolehan gula tidak dipengaruhi oleh suhu tetapi dipengaruhi oleh pH dan kesegaran tebu. Pada kondisi tebu segar diperoleh gula lebih banyak dari pada tebu wayu . Pemakaian bahan bakar tidak dipengaruhi untuk setiap kondisi proses pengolahan dan kesegaran tebu. Kualitas produk tidak dipengaruhioleh kondisi proses pengolahan, tetapi dipengaruhi oleh kesegaran tebu.

Kata kunci : gula merah tebu (GMT), tebu, gula semut, pengolahan gula, kondisi proses, bahan bakar,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar