Translate

Selasa, 13 Desember 2011

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP REAKSI DEGRADASI GLISEROL MENJADI ETANOL DAN METANOL

download di sini

Yuyun Yuniati1 , Sumarno2 , Mahfud2
1 Jurusan Teknik Kimia, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
2 Jurusan Teknik Kimia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
E-mail : yuniati73@gmail.com


Abstrak

Kebutuhan energi non fosil menjadi salah satu isu yang penting karena semakin menipisnya cadangan minyak bumi. Untuk itu mulai banyak dikembangkan sumber-sumber energi terbarukan  dan salahatunya adalah minyak diesel nabati (biodiesel). Melimpahnya hasil samping biodiesel yang berupa gliserol memberikan peluang untuk dimanfaatkan kembali melalui reaksi pemecahan molekul atau degradasi. Gliserol diolah melalui reaksi pemutusan ikatan molekul menjadi senyawa lain berupa bahan bakar sintesis yaitu metanol dan etanol.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh temperatur pada pembuatan bakar alternatif yang berupa metanol dan etanol dari reaksi degradasi gliserol dalam media air subkritis hingga superkritis. Proses degradasi gliserol dijalankan dalam reaktor batch yang terbuat dari stainlees steel dan dilengkapi dengan thermocouple, indikator tekanan, serta pemanas listrik. Campuran pereaksi gliserol-air dengan perbandingan massa 1:10 diproses dalam reaktor dengan berbagai variabel proses. Temperatur proses divariasi yaitu 250, 300, 350, dan 400oC dan waktu reaksi adalah 30 menit. Tekanan dijaga tetap pada 250 kgf/cm2. Konsentrasi etanol tertinggi adalah 0,0063 mol/liter pada temperatur reaksi 400oC, demikian juga pada temperatur yang sama diperoleh konsentrasi metanol tertinggi yaitu 0,078 mol/liter. Pada temperatur 400oC diperoleh yield tertinggi etanol yaitu 0,013 dan yield metanol sebesar 0,167. Konversi gliserol yang bereaksi tertinggi dicapai ketika reaksi berlangsung pada temperatur 350oC yaitu 49,87%.

Kata kunci : degradasi, gliserol, temperatur, metanol, etanol

Tidak ada komentar:

Posting Komentar