Theresia Hari Sutji Wahyuningtyas
Pusat penelitian Perkebunan Gula Indonesia P3GI
Jalan Pahlawan 25 Pasuruan
Email : theresia.harisutji@gmail.com
Abstrak
Gula sebagai salah satu produk strategis terus diupayakan untuk swasembada dalam rangka menunjang ketahan pangan nasional. Peningkatan produk gula dalam pengolahan pabrikasi dapat dilakukan melalui efisiensi proses dengan menekan kehilangan gula (sugar losses) dalam proses dan menekan biaya produksi. Proses pembuatan gula di Pabrik Gula (PG) dilakukan melalui pelbagai tahapan proses antara lain proses pemerahan nira di stasiun gilingan, pemurnian nira, penguapan nira dan stasiun kritalisasi. Setiap tahapan proses tersebut dapat mengalami kehilangan gula atau sugar losses. Sugar losses tersebut disebabkan oleh peristiwa kimia, fisika dan fisik-kimia. Salah satu upaya penekanan sugar losses adalah dengan menggunakan bahan kimia sebagai zat anti bakteri. Di stasiun gilingan, 62 % sugar losses tersebut disebabkan oleh kontaminasi mikroorganisme pada tebu. Upaya untuk menekan sugar losses tersebut telah dilakukan penelitian pendahuluan yaitu aplikasi pemakaian suatu biosida non oksidasi di stasiun gilingan Pabrik Gula. Biosida disemprotkan secara kontinyu di cacahan tebu di cane carrier pada dosis 20 kg setiap 1000 ton tebu tebu selama 8 jam setiap hari. Pengamatan di salah satu Pabrik Gula dengan kapasitas 5000 ton tebu per hari dilakukan 5 hari blangko tanpa biosida dan 5 hari dengan perlakuan biosida. Sampel nira perahan pertama dan nira mentah dilakukan secara kontinyu dan diambil kumpulannya setiap jam untuk dianalisa kadar % pol dan % brix. Parameter pengamatan adalah PSHK (Perbandingan Setara Hasil Kemurnian) antara nira perahan pertama dan nira mentah. Hasil penelitian menunjukkan dengan pemakaian biosida tersebut bisa meningkatkan PSHK 1,52 point atau dapat menekan sugar losses di stasiun gilingan sebesar 1,1 ton gula setiap 1000 ton tebu.
Kata kunci : Biosida, sugar losses, sanitasi, pabrik gula, karbamat, glutaraldehide
Tidak ada komentar:
Posting Komentar