Salah satu fungsi alkohol adalah sebagai ocyane booster, artinya alkohol mampu
menaikkan nilai oktan dengan dampak positif terhadap efisiensi bahan bakar dan
menyelamatkan mesin. Fungsi lain ialah oxigenating
agent, yakni mengandung oksigen sehingga menyempurnakan pembakaran bahan
bakar dengan dampak meminimalkan pencemaran udara. Alkohol bahkan berfungsi
sebagai fuel extender, yaitu
menghemat bahan bakar fosil.
Penggunaan
alkohol sebagai bahan bakar mobil sebenarnya telah lama dikenal. Pada tahun
1880-an Henry Ford membuat mobil qudricycle
dan menyusul pada tahun 1908 muncul mobil Ford dengan alkohol sebagai bahan
bakarnya. Namun seperti halnya biodiesel yang terbuat dari minyak kacang tanah
(Arachis hipogaea) yang diperagakan
tahun 1898 oleh Rudolf Diesel, penggunaan biofuel
kurang ditanggapi pada dekade lalu karena petrofuel
yang murah dan melimpah. Namun kini, tampaknya kita harus meningkatkan fungsi fuel extender dari biofuel termasuk penggunaan alkohol, karena kandungan petrofuel yang semakin menyusut.
Etanol
sintesis (sering disebut metanol atau metil alkohol atau alkohol kayu) terbuat
dari etilen, salah satu derivat minyak bumi atau batu bara. Bahan ini diperoleh
dari proses sintesa kimia yang disebut hidrasi, sedangkan bioetanol direkayasa
dari biomassa (tanaman) melalui proses biologi (enzimatik dan fermentasi).
Bioetanol
adalah etanol yang dibuat dari biomassa yang mengandung komponen pati atau
selulosa, seperti singkong dan tetes tebu. Dalam dunia industri, etanol umumnya
digunakan sebagai bahan baku industri turunan alkohol, campuran untuk minuman
keras (seperti sake atau gin), serta bahan baku farmasi dan kosmetika.
Berdasarkan kadar alkoholnya, etanol terbagi menjadi tiga grade sebagai berikut.
-
Grade
Industri dengan kadar alkohol 90-94%.
-
Netral
dengan kadar alkohol 96-99,5%, umumnya digunakan untuk minuman keras atau bahan
baku farmasi
-
Grade
bahan bakar dengan kadar alkohol di atas 99,5%.
Bioetanol diperoleh dari hasil
fermentasi bahan yang mengandung gula. Tahap inti produksi bioetanol adalah
fermentasi gula, baik yang berupa glukosa, sukrosa, maupun fruktosa oleh ragi (yeast) terutama Saccharomyces sp. atau bakteri Zymomonas
mobilis. Pada proses ini, gula akan dikonversi menjadi etanol dan gas
karbondioksida.
Bahan baku bioetanol bisa
diperoleh dari berbagai tanaman yang menghasilkan gula (seperti jagung,
singkong, dan sagu). Pada tahap persiapan, bahan baku berupa padatan
harus dikonversi terlebih dahulu menjadi larutan gula sebelum akhirnya
difermentasi untuk menghasilkan etanol, sedangkan bahan-bahan yang sudah dalam bentuk larutan gula (seperti
molase) dapat langsung difermentasi. Bahan padatan dikenai perlakuan pengecilan
ukuran dan tahap pemasakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar