download di sini
M. Istnaeny Hudha
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang
Jl. Bendungan Sigura-gura No. 2 Malang, Telp./Fax : (0341)551431 ext. 134/553015
Email : istnaeny_hudha@yahoo.co.id
Abstrak
Limbah organik yang akan digunakan sebagai bahan baku adalah enceng gondok. Kandungan amilum dan selulosa yang terdapat pada eceng gondok mempunyai peran penting dalam pembuatan biogas. Melalui tahap hidrolisis, amilum berubah menjadi alfa glukosa dan selulosa berubah menjadi beta glukosa. Dilanjutkan dengan proses fermentasi, keduanya berubah menjadi etanol. Dan dengan proses dehidrasi, etanol diubah menjadi etana yang dapat dijadikan bahan bakar Sedangkan starter yang digunakan berasal dari sisa peternakan yaitu kotoran sapi, yang berfungsi untuk membantu proses pembentukan biogas.
Adapun variabel yang digunakan adalah perbandingan limbah organik terhadap jumlah starter 1:0; 1:1; 2:1;3:1; 4:1 dan melakukan pengadukan setiap 3 hari sekali dengan variabel 4 menit dan 8 menit selama 15 hari. Setelah 15 hari gas yang terkumpul didalam gas holder diambil dan dianalisa kandungan gas metannya.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa perbandingan jumlah bahan yang optimal adalah 1:1 dengan kadar 65,84 % dan pengadukan yang optimal adalah 4 menit.
Kata kunci: limbah organik, fermentasi, starter, biogas dan metana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar